Artikel tentang Komunitas 1N3B pada KOMPAS DIGITAL / KOMPAS SIANG
edisi Sabtu 31 Januari 2015 Halaman: 10, Penulis: Ingki Rinaldi.
Namun, proses yang relatif melelahkan sebetulnya terjadi sebelum perjalanan untuk distribusi dimulai. Ini diawali dengan pengumpulan buku, pendataan buku, penyeleksian buku, pemberian sampul, dan pelabelan.
Ada beberapa data pada artikel di atas yang perlu perbaiki , yakni:
- Semula tertulis “Mereka awalnya membagikan buku di kawasan Pantai Sawarna, Lebak, Banten, pada 2007“, menjadi “Mereka awalnya membagikan buku di kawasan Pantai Sawarna, Lebak, Banten, pada 2005“. Catatan: Pada tahun 2007, Komunitas 1N3B melakukan kegiatan di Sawarna.
- Semula tertulis “Atau, misalnya, saat mengunjungi Rumah Baca Tuddukat di Desa Madobak, Kecamatan Siberut Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai”, menjadi “Atau, misalnya, saat mendirikan Rumah Baca Tuddukat di Desa Madobak, Kecamatan Siberut Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai” . Catatan: Rumah Baca Tuddukat didirikan bersama penduduk sekitar pada saat Komunitas 1N3B melakukan kegiatan di Desa Madobag, Kab. Kepulauan Mentawai. Jadi pada saat kami datang ke Desa Madobag, Rumah Baca tersebut belum ada.
- Semula tertulis “Perjalanan yang melelahkan karena medan berat juga mereka tempuh selama 6 jam dari pusat kota terdekat ketika mereka menuju Rumah Baca Sungai Lisai, Kabupaten Lebong, Bengkulu. Sejumlah sungai terpaksa diseberangi dengan kendaraan berpenggerak empat roda.” menjadi “Perjalanan yang melelahkan karena medan berat juga mereka tempuh selama 6 jam dari desa terdekat ketika mereka menuju Desa Sungai Lisai, Kabupaten Lebong, Bengkulu. Sejumlah sungai terpaksa diseberangi dengan berjalan kaki tanpa alat bantu.” Catatan: Desa Sungai Lisai berada di dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Adapun Desa terdekat/terakhir sebelum memasuki Kawasan TNKS adalah Desa Seblat Ulu. Dari Desa Seblat Ulu kami menempuh perjalanan ke Desa Sungai Lisai selama 6 jam. Untuk pengangkutan barang kami dibantu oleh porter atau di sana biasa disebut “Capung” dan tentunya juga dibantu oleh penduduk Desa Sungai Lisai.
Akan tetapi, hambatan-hambatan tersebut tidak menyurutkan langkah mereka. Itu disebabkan mereka menyadari, inilah esensi Nusantara, nusa di antara lautan yang menyatukan dan dirangkai dalam 1 Nusa, 1 Bangsa, 1 Bahasa, 1 Bumi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Kompas yang sudah berkenan menerbitkan tulisan tentang Komunitas 1N3B. Untuk artikel asli dapat dilihat di Sini.
Leave a Reply